Tugas
Psikologi Menejemen
I.
PENDAHULUAN
A. Verbatim
Interviewer : “Apakah
anda menerima masukan/kritikan dari bawahan anda?”
Interviewee : “Iya
selama ini kami selalu menerima segala kritikan yang bersifat membangun dari
setiap bawahan dari setiap devisi, agar semua kekurangan-kekurangan dari sistem
kerja yang belum sempurna di sempurnakan sesuai dengan harapan yang di
inginkan.”
Interviewer :” Iya
terus apakah anda mengetahui keahlian bawahan anda sebelum memberikan tugas
yang harus dilakukannya?”
Interviewee :”Iya
selama ini seperti itu kita selalu mengetahui keahlian mereka masing-masing
makanya, sebelum masuk kan tes psikotes.”
Interviewer :”Oh ada
tes nya?”
Interviewee : “Ada
tes nya, dia nanti ditempatkan dimana. Misalnya ditempatkan di parkiran, di
divisi billiard nanti kita lihat dari hasil tes nya.”
Interviewer :”Terus
apa yang anda lakukan jika bawahan anda melakukan kesalahan?”
Interviewee : “Kalau
untuk kesalahan sop kita biasanya yang pertama kesalahan itu seperti apa ntar
kita lihat sejauh mana prosedurnya kita ada sp 1, sp 2, sp 3. Lalu keputusan
pemutusan hubungan kerja.”
Interviewer :”Kalau
sudah fatal?”
Interviewee :”Iya
kalau sudah fatal.”
Interviewer :”Terus
apakah bapak selalu mengawasi pekerjaan bawahan anda?”
Interviewee :”Kalau
untuk mengawasi setiap saat yaaa enggak juga sih ya kalau kita sudah
mempercayakan pekerjaan atau job desk masing-masing awalnya ya kita awasi
kemudian yang selanjutnya ya ada perjanjian ya seminggu sekali ada dua minggu sekali
karena mereka kan ada satu kepala ada satu supervisor kita pasti kita awasi
terus.”
Interviewer : “Terus
apakah pak Andri pernah memberi bonus kepada karyawan anda, agar supaya mereka
giat dalam bekerja? Misalnya seperti bonus gaji.”
Interviewee :”Kalau
untuk bonus selama ini ada seperti misalkan omsetnya mencapai target atau
seperti misalkan eeemmmm komisi meja dan lain-lain.”
Interviewer :”Lalu
semangat kerja apa yang anda tanamkan kepada bawahan anda?”
Interviewee :”Semangat
kerja sih yang utama itu team work pekerja tim lagi pula kalau ditempatkan di
timitu dia tidak tergantung pada atasan jadi mereka tim yang berdiri. Yang kita
tekankan, jadi kalau ada apa-apa tidak harus ke bos, supervise. Jika tim nya
bagus pasti kerjanya juga bagus.”
Interviewer :”Terus
kalo misalnya ada bawahan bapak ada yang melakukan kesalahan yang fatal dan
merugikan perusahaan anda, apakah anda akan member kesempatan lagi untuk
bawahan anda? Misalnya orang itu membuat perusahaannya rugi.”
Interviewee :”Seperti
yang saya tadi bilang, kita lihat kesalahannya dimana seperti apa sejauh mana
dan itulah ada prosedur seperti sp 1. Misalnya dengan memberi mereka sanksi
dengan skor atau macam-macam makanya kita
lihat sejauh mana dia melakukan kesalahannya tersebut .yang pasti sih ada.”
Interviewer :”Kalau
misalnya dia melakukannya nya sekarang , tapi itu udah fatal banget langsung
di kasih kesempatan atau disuruh keluar.”
Interviewee :”Hal nya
itu seperti mencuri atau membuat hal-hal yang
tidak baik seperti tindakan asusila.”
Interviewer :”Kalau
ngasih laporan keuangan yang palsu?”
Interviewee :”Itu
langsung bukan sp lagi, itu adalah kriminal, malah kita bisa ajukan ke kantor
polisi.”
Interviewer :”Lalu
apakah bapak sering minta laporan perkembangan pekerjaan kepada bawahan anda ?”
Interviewee :”Setiap
bulan selalu ada laporan harian, mingguan sampai laporan bulanan.”
Interviewer :”Kalau
mingguan biasanya seperti apa itu pak?”
Interviewee :”Kalau
mingguan seperti laporan kebersihan seperti apa terus kan nada laporan omset nya
terus nya laporan gimana kinerjanya kita lihat semuanya. Laporan dari mereka
biasanya omset, melihat kendala-kendala yang masuk seperti apa.”
Interviewer :”Biasanya
laporannya dalam bentuk apa.”
Interviewee :”Kalau
laporan itu ya dalam bentuk rekap, rekap dari masing-masing divisi kita masukan
ke sistem dan itu akan terlihat seperti ini (sambil menunjuk ke kertas).”
Interviewer :”Menurut
bapak tanggung jawab bapak sebagai pemimpin bagaimana?”
Interviewee :”Tanggung
jawab ya sebagai pemimpin, kita memberikan semangat ke mereka. Itu satu, kedua
job desk yang mereka dapatkan dan jangan ada kelalaian tanggung jawab.”
Interviewer :”Ya sudah
baiklah ya terima kasih. Ya sudah kalau seperti
itu saya pamit ya.”
B. Tujuan
Untuk
mengetahui suatu kepemimpinan dalam perusahaan x.
II.
LANDASAN TEORI
A. Kepemimpinan
1.
Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan
adalah pengaruh antar pribadi, dalam situasi tertentu dan langsung melalui
proses komunikasi untuk mencapai satu atau beberapa tujuan tertentu (Tannebaum,
Weschler and Nassarik, 1961, 24).
Pucuk
pimpinan yang kuat bisa berbentuk dengan dua syarat utama. Pertama, adanya
figur pemimpin yang berani, berkarakter, visioner, dan tulus hati. Yaitu
pemimpin yang berani mengambil keputusan tegas jika menyangut nasib rakyat dan
kepentingan nasionla yang utama.
Kedua,
pucuk pimpinan yang kuat mensyaratkan bersatunya elite politik. Tanpa ada
persatuan di kalangan elite meski mereka berbeda partai politik atau agama,
kepemimpinan nasional akan rapuh, cenderung pragmatis dan hedonistik, serta
mudah di intervensi kepentingan luar.
Karena
itu, para pemimpin seharusnya mulai belajar untuk rendah hati dan dewasa.
Mereka perlu meninggalkan egoisme kelompok dan pribadi untuk suatu kepentingan
strategis dan jangka panjang. Dengan kebersamaan tersebut, secara bertahap kompleksitas persoalan bangsa bisa
diselesaikan.
2.
Ciri-ciri Kepemimpinan
Dalam
bekerja, hampir setiap orang mendambakan memperoleh jabatan yang tinggi. Namun
demikian sering kali dijumpai seseorang yang mendapat promosi kenaikan
jabatan/pangkat tidak siap dengan jabatan baru tersebut sehingga kinerjanya
menjadi turun dan bahkan lebih buruk daripada ketika ia masih menjadi pegawai
biasa. Permasalahan yang sering kali dialami para supervisor/manajer baru
tersebut bukanlah terletak pada kemampuan teknis dalam mengerjakan tugas di
lapangan tetapi lebih pada kemampuan manajerial untuk membangun semangat kerja
para bawahannya. Artinya para supervisor/manajer baru tersebut banyak yang
tidak siap ketika diberikan tanggung jawab membimbing , melatih, memotivasi,
dan menilai kinerja para bawahannya.
Untuk
mengatasi permasalahan diatas ada beberapa ciri-ciri kepemimpinan yang harus di
perhatikan oleh supervisor/manajer dalam membangun semangat kerja bawahannya
dalam perusahaan adalah sebagai berikut :
1. Jadilah
pendengar yang baik
2. Kenali
pekerjaan yang dilakukan
3. Kenali
bawahan anda
4. Rancang
perlombaan yang ingin anda lakukan
5. Gunakan
Peristiwa-peristiwa khusus
6. Berikan
kesempatan
7. Delegasikan
tanggung jawab
8. Patuhi
batas-batas peran anda
9. Produktivitas
III.
HASIL RISET
A. Analisis Data
Dari
hasil wawancara diatas mengenai kepemimpinan di perusahaan x
pemimpin dapat menerima kritikan dan saran yang bersifat membangun dari
bawahannya agar segala kekurangannya dapat diperbaiki. Sebelum penerimaan
karyawan pemimpin perusahaan juga melakukan seleksi seperti memberikan tes
psikotes agar mengetahui bagian yang tepat untuk karyawan tersebut. Pemimpin
juga memberikan kebijakan pada karyawan apabila melakukan kesalahan akan
diberikan surat peringatan 1, surat peringatan 2, dan surat peringatan 3,
apabila karyawan melakukan kesalahan yang fatal seperti pemalsuan dalam
pembukuan akan langsung diberhentikan dalam pekerjaannya. Karyawan x
selalu diawasi supervisor dalam masing-masing divisi. Laporan mengenai
perusahaan selalu diberikan oleh karyawan berupa laporan harian, mingguan dan
bulanan. Menurut pemimpin dalam perusahaan x, kepemimpinan merupakan
suatu tanggung jawab untuk bisa memberikan semangat terhadap para pekerjanya
terhadap job desk nya masing-masing dan memberikan kepercayaan terhadap tugas
yang mereka laksanakan serta jangan sampai lalai dalam menjalankan tanggung
jawabnya.
B. Kesimpulan
Seorang
pemimpin harus bisa menjadi pendengar yang baik bagi karyawannya dimana
pemimpin harus bisa menerima masukan dan kritikan, pemimpin juga harus
mengenali pekerjaaan seperti apa yang harus dilakukan oleh dirinya maupun
karyawannya, mengenali kepribadian atau karakteristik karyawan yang
dipekerjakan, menggunakan peristiwa-peristiwa khusus untuk memberikan semangat
kerja lagi seperti mengadakan acara tahunan dimana semua karyawan dan pemimpin
berkumpul mengadakan suatu acara. Pemimpin juga harus bisa memberikan kebijakan
bagi karyawan apabila melakukan kesalahan dalam pekerjaannya dan memberikan
kepercayaan kepada karyawan untuk menjalankan tugasnya serta membatasi peran
pemimpin terhadap karyawan dalam arti pemimpin tidak boleh terlalu ikut campur
terhadap suatu keperluan pribadi yang memang bukan kepentingannya. Pemimpin
juga harus mengawasi produktivitas karyawan dalam bekerja.
DAFTAR
PUSTAKA
Waluyo,
Minto. (2015). Manajemen psikologi industri.
Jakarta: Indeks.