Wednesday, January 13, 2016

Riset Kepemimpinan Dalam Perusahaan



Tugas
Psikologi Menejemen
I. PENDAHULUAN
A. Verbatim
Interviewer      : “Apakah anda menerima masukan/kritikan dari bawahan anda?”
Interviewee      : “Iya selama ini kami selalu menerima segala kritikan yang bersifat membangun dari setiap bawahan dari setiap devisi, agar semua kekurangan-kekurangan dari sistem kerja yang belum sempurna di sempurnakan sesuai dengan harapan yang di inginkan.”
Interviewer      :” Iya terus apakah anda mengetahui keahlian bawahan anda sebelum memberikan tugas yang harus dilakukannya?”
Interviewee      :”Iya selama ini seperti itu kita selalu mengetahui keahlian mereka masing-masing makanya, sebelum masuk kan tes psikotes.”
Interviewer      :”Oh ada tes nya?”
Interviewee      : “Ada tes nya, dia nanti ditempatkan dimana. Misalnya ditempatkan di parkiran, di divisi billiard nanti kita lihat dari hasil tes nya.”
Interviewer      :”Terus apa yang anda lakukan jika bawahan anda melakukan kesalahan?”
Interviewee      : “Kalau untuk kesalahan sop kita biasanya yang pertama kesalahan itu seperti apa ntar kita lihat sejauh mana prosedurnya kita ada sp 1, sp 2, sp 3. Lalu keputusan pemutusan hubungan kerja.”
Interviewer      :”Kalau sudah fatal?”
Interviewee      :”Iya kalau sudah fatal.”
Interviewer      :”Terus apakah bapak selalu mengawasi pekerjaan bawahan anda?”
Interviewee      :”Kalau untuk mengawasi setiap saat yaaa enggak juga sih ya kalau kita sudah mempercayakan pekerjaan atau job desk masing-masing awalnya ya kita awasi kemudian yang selanjutnya ya ada perjanjian ya seminggu sekali ada dua minggu sekali karena mereka kan ada satu kepala ada satu supervisor kita pasti kita awasi terus.”
Interviewer      : “Terus apakah pak Andri pernah memberi bonus kepada karyawan anda, agar supaya mereka giat dalam bekerja? Misalnya seperti bonus gaji.”
Interviewee      :”Kalau untuk bonus selama ini ada seperti misalkan omsetnya mencapai target atau seperti misalkan eeemmmm komisi meja dan lain-lain.”
Interviewer      :”Lalu semangat kerja apa yang anda tanamkan kepada bawahan anda?”
Interviewee      :”Semangat kerja sih yang utama itu team work pekerja tim lagi pula kalau ditempatkan di timitu dia tidak tergantung pada atasan jadi mereka tim yang berdiri. Yang kita tekankan, jadi kalau ada apa-apa tidak harus ke bos, supervise. Jika tim nya bagus pasti kerjanya juga bagus.”
Interviewer      :”Terus kalo misalnya ada bawahan bapak ada yang melakukan kesalahan yang fatal dan merugikan perusahaan anda, apakah anda akan member kesempatan lagi untuk bawahan anda? Misalnya orang itu membuat perusahaannya rugi.”
Interviewee      :”Seperti yang saya tadi bilang, kita lihat kesalahannya dimana seperti apa sejauh mana dan itulah ada prosedur seperti sp 1. Misalnya dengan memberi mereka sanksi dengan skor atau  macam-macam makanya kita lihat sejauh mana dia melakukan kesalahannya tersebut .yang pasti sih ada.”
Interviewer      :”Kalau misalnya dia melakukannya nya sekarang , tapi itu udah fatal banget langsung di kasih kesempatan atau disuruh keluar.”
Interviewee      :”Hal nya itu seperti mencuri atau membuat hal-hal yang tidak baik seperti tindakan asusila.”
Interviewer      :”Kalau ngasih laporan keuangan yang palsu?”
Interviewee      :”Itu langsung bukan sp lagi, itu adalah kriminal, malah kita bisa ajukan ke kantor polisi.”
Interviewer      :”Lalu apakah bapak sering minta laporan perkembangan pekerjaan kepada bawahan anda ?”
Interviewee      :”Setiap bulan selalu ada laporan harian, mingguan sampai laporan bulanan.”
Interviewer      :”Kalau mingguan biasanya seperti apa itu pak?”
Interviewee      :”Kalau mingguan seperti laporan kebersihan seperti apa terus kan nada laporan omset nya terus nya laporan gimana kinerjanya kita lihat semuanya. Laporan dari mereka biasanya omset, melihat kendala-kendala yang masuk seperti apa.”
Interviewer      :”Biasanya laporannya dalam bentuk apa.”
Interviewee      :”Kalau laporan itu ya dalam bentuk rekap, rekap dari masing-masing divisi kita masukan ke sistem dan itu akan terlihat seperti ini (sambil menunjuk ke kertas).”
Interviewer      :”Menurut bapak tanggung jawab bapak sebagai pemimpin bagaimana?”
Interviewee      :”Tanggung jawab ya sebagai pemimpin, kita memberikan semangat ke mereka. Itu satu, kedua job desk yang mereka dapatkan dan jangan ada kelalaian tanggung jawab.”
Interviewer      :”Ya sudah  baiklah ya terima kasih. Ya sudah kalau seperti itu saya pamit ya.”


B. Tujuan
Untuk mengetahui suatu kepemimpinan dalam perusahaan x.

II. LANDASAN TEORI
A. Kepemimpinan
1. Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi, dalam situasi tertentu dan langsung melalui proses komunikasi untuk mencapai satu atau beberapa tujuan tertentu (Tannebaum, Weschler and Nassarik, 1961, 24).
Pucuk pimpinan yang kuat bisa berbentuk dengan dua syarat utama. Pertama, adanya figur pemimpin yang berani, berkarakter, visioner, dan tulus hati. Yaitu pemimpin yang berani mengambil keputusan tegas jika menyangut nasib rakyat dan kepentingan nasionla yang utama.
Kedua, pucuk pimpinan yang kuat mensyaratkan bersatunya elite politik. Tanpa ada persatuan di kalangan elite meski mereka berbeda partai politik atau agama, kepemimpinan nasional akan rapuh, cenderung pragmatis dan hedonistik, serta mudah di intervensi kepentingan luar.
Karena itu, para pemimpin seharusnya mulai belajar untuk rendah hati dan dewasa. Mereka perlu meninggalkan egoisme kelompok dan pribadi untuk suatu kepentingan strategis dan jangka panjang. Dengan kebersamaan tersebut, secara bertahap  kompleksitas persoalan bangsa bisa diselesaikan.

2. Ciri-ciri Kepemimpinan
Dalam bekerja, hampir setiap orang mendambakan memperoleh jabatan yang tinggi. Namun demikian sering kali dijumpai seseorang yang mendapat promosi kenaikan jabatan/pangkat tidak siap dengan jabatan baru tersebut sehingga kinerjanya menjadi turun dan bahkan lebih buruk daripada ketika ia masih menjadi pegawai biasa. Permasalahan yang sering kali dialami para supervisor/manajer baru tersebut bukanlah terletak pada kemampuan teknis dalam mengerjakan tugas di lapangan tetapi lebih pada kemampuan manajerial untuk membangun semangat kerja para bawahannya. Artinya para supervisor/manajer baru tersebut banyak yang tidak siap ketika diberikan tanggung jawab membimbing , melatih, memotivasi, dan menilai  kinerja para bawahannya.
Untuk mengatasi permasalahan diatas ada beberapa ciri-ciri kepemimpinan yang harus di perhatikan oleh supervisor/manajer dalam membangun semangat kerja bawahannya dalam perusahaan adalah sebagai berikut :
1.      Jadilah pendengar yang baik
2.      Kenali pekerjaan yang dilakukan
3.      Kenali bawahan anda
4.      Rancang perlombaan yang ingin anda lakukan
5.      Gunakan Peristiwa-peristiwa khusus
6.      Berikan kesempatan
7.      Delegasikan tanggung jawab
8.      Patuhi batas-batas peran anda
9.      Produktivitas


III. HASIL RISET
A. Analisis Data
Dari hasil wawancara diatas mengenai kepemimpinan di perusahaan x pemimpin dapat menerima kritikan dan saran yang bersifat membangun dari bawahannya agar segala kekurangannya dapat diperbaiki. Sebelum penerimaan karyawan pemimpin perusahaan juga melakukan seleksi seperti memberikan tes psikotes agar mengetahui bagian yang tepat untuk karyawan tersebut. Pemimpin juga memberikan kebijakan pada karyawan apabila melakukan kesalahan akan diberikan surat peringatan 1, surat peringatan 2, dan surat peringatan 3, apabila karyawan melakukan kesalahan yang fatal seperti pemalsuan dalam pembukuan akan langsung diberhentikan dalam pekerjaannya. Karyawan x selalu diawasi supervisor dalam masing-masing divisi. Laporan mengenai perusahaan selalu diberikan oleh karyawan berupa laporan harian, mingguan dan bulanan. Menurut pemimpin dalam perusahaan x, kepemimpinan merupakan suatu tanggung jawab untuk bisa memberikan semangat terhadap para pekerjanya terhadap job desk nya masing-masing dan memberikan kepercayaan terhadap tugas yang mereka laksanakan serta jangan sampai lalai dalam menjalankan tanggung jawabnya.
B. Kesimpulan
Seorang pemimpin harus bisa menjadi pendengar yang baik bagi karyawannya dimana pemimpin harus bisa menerima masukan dan kritikan, pemimpin juga harus mengenali pekerjaaan seperti apa yang harus dilakukan oleh dirinya maupun karyawannya, mengenali kepribadian atau karakteristik karyawan yang dipekerjakan, menggunakan peristiwa-peristiwa khusus untuk memberikan semangat kerja lagi seperti mengadakan acara tahunan dimana semua karyawan dan pemimpin berkumpul mengadakan suatu acara. Pemimpin juga harus bisa memberikan kebijakan bagi karyawan apabila melakukan kesalahan dalam pekerjaannya dan memberikan kepercayaan kepada karyawan untuk menjalankan tugasnya serta membatasi peran pemimpin terhadap karyawan dalam arti pemimpin tidak boleh terlalu ikut campur terhadap suatu keperluan pribadi yang memang bukan kepentingannya. Pemimpin juga harus mengawasi produktivitas karyawan dalam bekerja.

DAFTAR PUSTAKA
Waluyo, Minto. (2015). Manajemen psikologi industri. Jakarta: Indeks.